
IJI
(Institut Jujitsu Indonesia)
2088
Anggota
186
Dojo
7
Kegiatan
Beladiri JuJitsu khususnya aliran Kyushin – Ryu( I Kyushin Ryu ) masuk ke Indonesia pada saat
sekitar pergolakan Perang Dunia II, yaitu pada tahun 1942 yang dibawa oleh tentara Jepang
bernama Ishikawa.
Ishikawa mewariskan ilmunya kepada R. Soetopo yang kemudian menurunkan kepada Drs. Firman Sitompul, Brigjen ( Pol ) Drs. DPM Sitompul SH,MH , Drs. Heru Noercahyo. MM , Drs Bambang Soeprijanto, Mayor ( Pol ) Drs. Heru Winoto. Beliau – beliau inilah penggerak berkembangnya JuJitsu di tanah air hingga kini.
Pada tahun 1981 diadakan demontrasi bela diri Ju Jitsu di PTIK Jakarta oleh ahli Ju Jitsu Indonesia yang akhirnya mendapat penghargaan (pengakuan) dari Kedutaan besar Jepang di Jakarta. Di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian pada tanggal 23 Juni 1982 seorang alumni Mahasiswa PTIK bernama : Kapten Pol. Drs. Adityawarman (Sabuk Coklat/Kyu I) telah berhasil mempertunjukkan pukulan memakai tenaga dalam Jiu Jitsu terhadap tumpukan batu bata merah sejumlah 34 (tiga puluh empat) ± 1,5 Meter dapat dipukul pecah semua dan hal tersebut telah disiarkan lewat televisi pada siaran Hankam.
Mahasiswa–mahasiswa PTIK angkatan XVII/Widya Bhakti pada tingkat sabuk Biru atau Kyu 2, telah mampu memukul pecah susunan batu bata sebanyak 17 (tujuh belas) tumpukan dilakukan oleh Kapten Pol A. Simanjutak (tanggal 2 Nopember 1982).